
waktu kecil dulu
mama sering mengingati ku
jangan bermain api
khuatir tangan melecur
bila ku meningkat remaja
guru sering menegurku
jangan cuba bermain api cinta
khuatir akan merana
bila ku diamuk rasa
papa cepat berpesan
jangan mengikut api amarah
khuatir diri binasa
semuanya ku jadikan
perisai diri
namun semuanya
berkecai
lebur
bila
dipanah api cinta
telinga menjadi pekak
mata menjadi rabun
mulut terkunci
hati menjadi beku
semua teguran
ingatan
pesanan
tidak dihirau
semua dipandang sepi
umpama kalis peluru
benarlah seperti yang dikata
inilah penyakit cinta asmaradana
bila sampai waktunya
api kekecewaan telah melebur segalanya
hilang menjadi debu
ais yang membeku mencair
segalanya hancur berderai
terbukalah hijab didepan mata
inilah padahnya
mungkinkah terlupa atau pura-pura alfa
jangan dekati api-api kecil zina
itulah hubungan yang belum sahnya
tapi bersyukurlah
walaupun perit
perpisahan itu
tetapi menyelamatkan diri
daripada bahana api neraka
andai tersasar
terkhilaf memilih jalan
perbetulkan diri
kekasih halalmu
itu yang lebih baik
No comments:
Post a Comment